Gorontalo – Setelah 14 hari menjalani proses penciptaan karya seni, ajang pameran seni rupa bertajuk “Sangkut Paut” yang menjadi bagian dari program Manajemen Talenta Nasional (MTN) Lab akhirnya digelar hari ini, Selasa, 25 November 2025, dan akan berlangsung hingga 2 Desember mendatang.
Pameran ini berlangsung di dua lokasi, yaitu Hartdisk Studio, Bone Bolango dan Riden Baruadi Gallery, Kota Gorontalo. Pameran ini menampilkan karya yang diproduksi oleh 29 seniman dan diorganisir oleh 8 kurator yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia.
Menurut Fasilitator MTN, I Wayan Seriyoga Parta, pameran bertajuk “Sangkut Paut” menyoroti aspek lokalitas sebagai gagasan utama. Dalam hal ini, Gorontalo sebagai lokasi kegiatan MTN menjadi sumber ide dalam mengangkat isu yang berhubungan dengan lingkungan sosial, budaya, dan sejarah setempat, lalu menerjemahkannya ke dalam karya-karya visual yang merefleksikan keterkaitan antara identitas personal dan konteks lokal yang mereka temui.
“Yang menarik adalah teman – teman seniman memikirkan sebagian besar gagasan karya mereka berasal lokalitas yang ada disini (Gorontalo), terutama dalam ide dan material karya,” ujar Yoga.
Untuk etalase pameran, karya dua dimensi dan beberapa karya lukisan dan instalasi berlokasi di Riden Baruadi Galeri. Sementara itu, di Huntu Art Distrik, sebagian besar karya yang ditampilkan merupakan karya instalasi, baik yang ditempatkan di area Hartdisk.
Penyajian karya bahkan meluas hingga ke kawasan desa, di mana sejumlah karya instalasi terpajang di pertigaan ujung Desa Huntu, membentuk pengalaman menikmati karya yang menyatu dengan lingkungan dan aktivitas sehari-hari masyarakat.
“Karya dua dimensi dan beberapa karya multimedia juga ada di riden galeri. Di Huntu Art Distrik ada karya yg sebagian besar adalah karya instalasi, baik di rumah dan juga sampai di area desa,” tambah Yoga.
Yoga berharap pameran “Sangkut Paut” memiliki dampak untuk pengunjung dalam menikmati karya seni dan menyentuh persepsi atas karya yang dibuat oleh para peserta. “Masyarakat akan memiliki pengalaman yang menarik,” tutup Yoga.
Selain itu, Tema pameran “Sangkut Paut” diangkat berkat proses diskusi panjang dari para peserta yang terlibat. Clarissa Tifany, salah peserta kurator MTN, dalam konferensi pers menuturkan tema “Sangkut Paut” berawal dari tiga kecenderungan ide yang dijadikan satu ide utama. Relasionalitas, memori, hingga latar belakang para peserta menjadi buah ide dari tema pameran tersebut.
“Akhirnya kami angkat tajuk Sangkut Paut,” ujar Clarissa.
Sementara itu, pengelola Huntu Art Distrik (Hartdisk), Awaluddin, yang menjadi Lokasi diselenggarakannya pameran “Sangkut Paut” berharap pengunjung dan penikmat seni bisa menyaksikan dan mengapresiasi langsung hasil karya seni yang dibuat oleh peserta MTN.
“Harapannya pengunjung bisa menikmati hasil karya secara langsung dan mendapatkan pengalaman tersendiri,” tutup Awal.
Reporter: Hafiz Aqmal Djibran

