Reporter: Hafiz Aqmal Djibran
Lipunaratif.com – Ruangan Galeri Riden Baruadi di Kota Gorontalo dipenuhi karya seni hasil ekspresi kreatif perupa muda. Semua karya yang terpajang bisa dinikmati oleh para pengunjung dalam Pameran Seni Rupa Ditimoli #2 “Sang Pemula”, berlangsung sejak 24–31 Oktober 2025 di Kota Gorontalo.
Di antara para seniman, adalah Vidya, salah satu peserta yang terpilih untuk memamerkan hasil karya di pameran Ditimoli #2. Berdiri di depan karyanya langsung, Vidya menjelaskan tentang proses hingga makna lukisannya yang diberi tema “Zat Besi”.
Dalam pameran Ditimoli #2, karya lukisan “Zat Besi” milik Vidya dipajang di sudut kiri galeri. Komposisi warna dan tata letak cahaya lampu membuat karya seni rupa dua dimensi miliknya terasa hidup. Lukisannya terkesan mudah diinterpretasikan, ikan cakalang dengan perut terbelah dan mengeluarkan koin berlogo Rupiah, namun di balik itu terdapat kedalaman kontemplasi dan keresahan yang dimaknai Vidya lewat karya seni.
Dijelaskan Vidya, karya “Zat Besi” miliknya dibuat atas respons dari permasalahan pencemaran lingkungan kawasan hilirisasi nikel di Halmahera Utara, yang membuat kehidupan biota laut di sekitar smelter nikel terkontaminasi logam berat.
“Kita yang biasa mengonsumsi ikan (cakalang) di sini mulai was-was, apalagi masyarakat yang mengonsumsi ikan di bagian Halmahera sana, dekat smelter nikel,” kata Vidya, Selasa (28/10/2025).
Selain itu, karya lukisan “Zat Besi” juga menjadi bentuk kritik sosial terhadap program hilirisasi nikel yang pada kenyataannya tidak menyejahterakan daerah tambang. Dalam risetnya, Vidya mengaku miris dengan program hilirisasi tersebut yang malah mencemari lingkungan sekitar.
“Makin miris lagi, pertambangan nikel ini terbesar di Indonesia bagian Timur, ada di Sulawesi, Maluku, hingga Papua, tapi tiga daerah ini tidak berkembang seperti di Jawa, padahal yang dikeruk dari kita lumayan banyak, yang miskin malah makin miskin,” ujar mahasiswa Seni Rupa dan Desain tahun 2021 ini.
Dalam wawancara bersama Lipunaratif, Vidya mengaku ide lukisan bertema “Zat Besi” miliknya tercipta saat bermain Roblox. Lewat game daring tersebut, ia berbagi pengalaman dengan teman barunya yang berasal dari Bandung.
“Saya sering cerita sama dia kalau setiap hari di sini (Gorontalo) makan ikan cakalang, olahan apa pun saya suka,” tuturnya.
Dari situ, obrolan mereka berlanjut tentang kasus pencemaran logam berat di smelter nikel Halmahera Utara yang berdampak terhadap biota laut, salah satunya ikan cakalang yang lazim dikonsumsi masyarakat Indonesia Timur.
“Akhirnya dari situ saya mulai mikir, kita yang tidak tahu ikan ini terkontaminasi atau tidak sudah mulai was-was, apalagi orang-orang yang mengonsumsi ikan di bagian Halmahera sana yang dekat smelter nikel,” katanya.
Karya “Zat Besi” milik Vidya memakan waktu pembuatan selama tiga hari. Sebelumnya ia melakukan riset terlebih dahulu dengan membaca buku dan berita terkini, yang berkaitan dengan dampak hilirisasi nikel di berbagai wilayah Indonesia Timur.
Setelah itu, ia mulai melukis sketsa dan berhasil lolos dalam pameran Ditimoli #2. “Sekitar 3 hari underpainting, sketsa, terus saya garap ikannya dan koinnya juga,” katanya.
Kecintaan Vidya pada seni dimulai sejak duduk di bangku SMP. Setelahnya, ia menempuh kuliah di jurusan seni rupa dan desain Universitas Negeri Gorontalo (UNG) dan mulai aktif terlibat pameran kekaryaan di tahun 2021.
Sebelumnya beberapa karya Vidya pernah menjuarai lomba tingkat nasional. Salah satu karyanya pernah menjadi juara dalam Lomba Fotografi di Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2023. “Juara satu fotografi di tahun 2023, di UNY, tapi tidak dipamerkan,” katanya.
Salah satu pengunjung yang diwawacarai Lipunaratif, Cries, mahasiswa asal UNG, mengaku terkesima setelah mengamati karya seni berjudul “Zat Besi”. Cries menganggap kritik sosial harus lahir dari berbagai ruang agar terdengar oleh para pemangku kebijakan, khususnya masalah hilirisasi nikel.
“Ini karya yang merepresentasikan kesenjangan sosial dan minimnya kesejahteraan masyarakat, yang terdampak pembangunan industri hilirisasi,” ujarnya.

